Tuesday, September 29, 2009

Hati-Hati Update Status Di Facebook Dan Twitter

Apakah anda salah satu pengguna Facebook/ Twitter yang rajin meng-update status, termasuk memberitahu bila anda sedang berlibur? Dan banyak "add" teman yang sebenarnya anda sendiri tidak tahu siapa mereka?

Berhati-hatilah kalau begitu karena mungkin saja teman yang anda tidak kenal itu memanfaatkan status yang anda update itu untuk "mendatangi" rumah anda di saat anda sedang berlibur (maling-red).

Menurut surveri yang dilakukan di Inggris, 4 dari 10 pengguna sering meng-update status mereka bila akan/ sedang berliburan ke suatu tempat dan disinilah "teman-teman" tersebut akan memanfaatkan siatuasi seperti ini.

Tentu saja hal diatas bukan berarti anda harus berhenti menggunakan Facebook/ Twitter tetapi setidaknya hal seperti ini membuat kita lebih berhati-hati dalam "add" teman di jejaring sosial tersebut dan juga tidak update status sembarangan.

Wednesday, September 23, 2009

Obat Mujarab Yang Bernama Maaf

Memberi Makna Berbeda Pada Pengalaman Menyakitkan, Akan Memudahkan Kita Untuk Memaafkan


Dalam hidup kita sering dizalimi, punya pengalaman menyakitkan dan sulit memaafkan. Merasa sudah tetapi sulit melupakan. Sakitnya masih terasa, marah, kecewa, dendam, benci, terluka, sakit hati, perasaan bersalah, takut, cemas, khawatir dan lain-lain yang sering disebut dengan emosi negatif, akan muncul dan mengganggu hidup kita.

Menurut Adi.W.Gunawan, pakar hipnoterapi dan mind navigator, emosi muncul sebagai dasar pemaknaan.

Setiap kejadian adalah netral, tidak ada yang baik atau jelek. Semua tergantung pada makna yang kita berikan berdasarkan persepsi yang dipengaruhi sistem kepercayaan kita. Begitu makna diberikan , muncul emosi positif dan emosi negatif atau netral.

Sulit melupakan ? Wajar, sebab yang pernah kita alami tersimpan di memori, juga dipikiran bawah sadar . Untuk memaafkan dan bebas gangguan, kita harus menetralisir emosi negatif yang muncul. Memberikan pemaknaan baru pada kejadian menyakitkan , bisa meredam emosi ini.

Karena itu , emosi negatif harus dipadamkan dan hanya berhasil bila kita ikhlas. Kita harus bersedia melepaskan semua emosi negatif terkait dengan kejadian atau situasi tertentu, menggantikannya dengan emosi positif seperti. Caranya dengan memaafkan. Inilah terapi hati yang dahsyat efek penyembuhannya.

Sayangnya, kita hanya memaafkan pada level kognisi dan bukan level afeksi atau pikiran bawah sadar,” kata Adi.

Keimanan atau sistem kepercayaan kita, yang sudah terpatri dipikiran bawah sadar, bisa menjadi solusi. Dengan keimanan dan keikhlasan , kita bisa memaafkan dengan tuntas.

Maknailah, bahwa apapun yang kita alami , nikmat maupun azab, adalah kehendakNya. Bila kita dizalimi , apakah demikian kehendak Allah SWT ? Jangan pernah berpikiran seperti itu. Di balik semua itu, ada ujian , hikmah dan kasih sayang Allah. Bila orang yang menzalimi kita tidak merasa bersalah , tampak bahagia bahkan merasa sukses, biarkanlah hal itu menjadi urusan Allah.

Rejeki melimpah adalah cobaan. Kita diuji apakah mau berbagi rejeki kepada dhuafa. Dengan derita kita dicoba pula apakah menjadi kufur dan luntur keimanan. Bila kita lolos dari cobaan, derajat dan keimanan kita meningkat di sisi Allah.

Dalam Idul Fitri nanti, rendahkan hati kita untuk memberi dan memohon maaf kepada siapapun. Keikhlasan kita dalam memaafkan yang membuka lembaran hidup baru dengan melepas semua emosi negatif yang selama ini mengganggu hidup. Maafkanlah orang lain, tetapi yang lebih penting lagi, memaafkan dan menerima diri seutuhnya. (Sumber : Tulisan Danis Purwono pada Koran Tempo)

Thursday, September 3, 2009

Permohonan si Miskin dan si Kaya

Nabi Musa a.s. memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa a.s.. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu.

Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa a.s., "Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t. permohonanku ini agar Allah s.w.t. menjadikan aku orang yang kaya." Nabi Musa a.s. tersenyum dan berkata kepada orang itu, "Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah s.w.t.". Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, "Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa a.s.. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa a.s., "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t. permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu." Nabi Musa a.s.pun tersenyum, lalu ia berkata, "Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah s.w.t.". "Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah s.w.t.?. Allah s.w.t. telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah s.w.t. telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya.

Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah s.w.t. tambah kekayaannya kerana ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah s.w.t. mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua kerana ia tidak mau bersyukur kepada Allah s.w.t.

Wallahualam..

MAKNA BERSYUKUR YANG HAKIKI


Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar

Barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah, maka ia sesunguhnya ia telah memberi ikatan yang kuat pada kenikmatan Allah itu. (Al-Hikam Halaman : 133).

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin. Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa’ala aalihi washahbihii ajmai’iin. Hamba yang makin tinggi dan sempurna ketaatannya kepada Allah, akan makin banyak pula syukurnya kepada-Nya. Memantapkan kenikmatan yang ia terima dari Allah Swt, di tempat yang mulia. Karena nikmat itu adalah anugrah yang patut dijungjung tinggi.

Bersyukur kepada Allah itu ada tiga cara, bersyukur didalam hati, bersyukur dengan lisan, dan bersykur dalam sikap atau prilaku.

Adapun bersyukur di dalam hati, ialah memantapkan dalam hati bahwa semua nikmat itu adalah dari Allah, seperti firman Allah dalam surat An Nahl ayat 53,

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)

Adapun syukur dengan lisan, yaitu dengan memperbanyak puji syukur kepada Allah, sambil membaca Alhamdulillah.

Adapun bersyukur dalam bentuk sikap tingkah laku adalah dengan melaksanakan amal ibadah dengan anggota badan, dengan amal saleh, dengan prilaku mulia, dan budi bahasa yang terhormat.

Bersyukur kepada Allah SWT tidak cukup dengan lisan belaka, akan tetapi bersyukur dengan memgikutsertakan seluruh anggota badan, dengan merasakan kenikmatan syukur dalam kehidupan jasmani dan rohani. Wallahu a’alam